My Ideal Boss
My Ideal Boss
Seorang bos menjadi faktor kunci bagi lembaga atau perusahaan untuk maju berdasarkan visi dan misinya. Perannya menentukan maju tidaknya hasil pencapaian. Tidak dapat dianggap remeh, proses pencarian pimpinan pun harus dilaksanakan secara komprehensif dan teliti. Hal itu dilaksanakan untuk mendapatkan pemimpin yang dapat mengarahkan perusahaan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, sangat penting sekali bagi perusahaan untuk dapat memperoleh pemimpin yang memiliki karakter.
Menyebut tentang kata “bos”, orang cenderung berpikir tentang sosok yang memiliki penguasa penuh, yakni owner. Akan tetapi, hal itu telah menjadi umum, sekarang siapa saja yang bernaung dan memiliki kuasa atas anak buah, disebut bos. Supervisor, manager, bahkan trainer pun bisa menjadi bos kita jika kita adalah setingkat dibawah mereka.
Kekuasaan kepemimpinan bos dapat menjadi golden destin yang membawanya kepada kejayaan. Namun itu juga dapat menjadi boomerang bagi diri dan perusahaannya ke arah kebangkrutan. Tergantung kepada konsistensi hati dan pikirannya dalam menjalankan program. Apa yang ingin dicapai di hatinya akan mempengaruhi tentang apa yang akan diraih diperusahaan. Tidakmudah mengatur hal itu karena terkadang karakter dapat dipengaruhi oleh obsesi laten hatinya karena banyak manusia berubah sikap setelah muncul kesuksesan awal.
Manusia yang bermata biru dengan uang, maka akan mudah memunculkan perbuatan korupsi dalam kepemimpinannya. Manusia yang terlalu bangga dengan kemampuan yang dimilikinya akan menjerumuskannya dalam jurang sikap otoriter dan senang menguasai bawahan. Bahkan bagi mereka yang memiliki keterbatasan kreativitas akan membuatnya meremehkan apa yang dipimpinnya. Terlebih lagi bagi dirinya yang diangkat menjadi bos karena keluarga, teman, atau faktor keberuntungan. Di sinilah diperlukan pemimpin yang bermental dan daya juang tinggi dengan hati yang jujur. Semua itu akan membentuk karakter pemimpin yang mumpuni.
Memang jujur adalah faktor utama, namun karakter laku agung juga memberi pengaruh pada perjalanan kepemimpinannya. Bagaimana dia bersikap dan memperlakukan bawahannya. Ini tidak dapat dianggap sepele. Sering sekali ada banyak perusahaan yang bangkrut karena ditinggalkan karyawannya. Mereka tidak menganggap bahwa karyawan adalah aset yang utama dalam berkiprah. Bahkan mereka menganggap karyawan adalah robot, dimanfaatkan semaksimal mungkin namun digaji serendah mungkin.
Bagaimanapun bos adalah seorang panutan tutur katanya harus berkelas dan sopan, karena itu bagian dari laku agungnya. Banyak sekali bos yang tidak dapat menjaga tuturnya dan tidak dapat menahan kesabarannya terhadap karyawan yang sulit untuk diarahkan. Dia mencela, menghardik dan berkata yang tidak semestinya. Bagi karyawan, tutur kotor rekan kerjanya tidak menjadi beban, tetapi tutur kotor bos dapat menjadi duri yang menyakitkan bagi dirinya yang sensitif. Aman bagi dirinya yang memiliki kepribadian dan mental kuat. Berat bahkan dapat resign dengan mudah bagi dirinya yang terlalu terbawa perasaan menanggapi tutur bos. Terlebih lagi, dengan bos yang suka menjelekkan dan merendahkan karyawan di hadapan umum.
Selanjutnya, manajemen merupakan faktor penting yang menjadi teknik meraih kejayaan perusahaan. Manajemen yang baik akan menghasilkan pencapaian yang baik. Pertanyaannya, bagaimana manajemen yang baik it? Jawabannya mudah. Manajemen yang baik terdiri dari program-program kreatif dan berkesinambungan diterapkan secara konsisten. Bukan manajemen ala kadarnya yang antah bratah. Banyak perusahaan yang menganggap program dan aturan yang dibuat adalah simbol belaka. Mereka membuat SOP (standard of operating procedure) tetapi tidak melaksanakannya. Yang lebih parah lagi, mereka tidak memiliki SOP dan menjalankan kepemimpinan seenak hati si bos. Bos sadar,pencapaian akan menjadi baik, bos kambuh perusahaan melayang. Kalau saja perusahaan itu adalah tempat untuk menghamburkan uang keluarga, maka akan tetap aman. Kalau bangkrut, tinggal meminta suntikan dana keluarga. Kalau tidak, bagaimana nasib dan hajat karyawan? Mereka dapat diPHK dan menganggur.
SOP menjadi hakim yang mengatur kelancaran perusahaan. Melalui program ini, stakeholders perusahaan tidak dapat berlaku seenaknya dan tidak dapat main hakim sendiri. Ada permasalahan, harus dihukumi dengan peraturan yang dibuat dan disepakati bersama. Dengan seperti itu, akan memperkecil bahkan meniadakan gejala negatif yang menimpa perusahaan. Itu merupakan penjaga rasa adil bagi semua karyawan dan bosnya. Win-win solution menjadi asas yang diterapkan dalam SOP. Ibarat negara, SOP adalah Undang-Undang dan KUHP, siapa yang berbuat maka akan menganggung konsekuensinya berdasarkan hukum itu. Sudah ada hukum saja manusia masih menyelewengkan, apalagi perusahaan antah bratah. Di sinilah pemimpin harus menjalankan SOP secara adil.
Yang terakhir tidak kalah pentingnya adalah faktor kebersamaan. Orang sering menyebut manajemen adalah aturan meliputi manajemen adminsitrasi dan manajemen action. Namun jika kedua manajemen tidak dibarengi dengan manajemen kebersamaan, maka proses bekerja tidak akan maksimal. Bagaimana tidak, perusahaan dapat menjalankan programnya sesuai prosedur, pernahkah kita melihat karyawan murung walaupun kinerjanya sesuai prosedur? Manusia itu memiliki hati dan perasaan. Jika ia disakiti maka ia akan merasakannya. Hal ini sangat berpengaruh.
Sering kali program tersendat, SOP tidak berjalan sedemikian rupa karena keadaan hati. Itu artinya proses bekerja tidak berjalan bersama-sama. Memang SOP memperkecil penyelewengan. Namun keadaan hati dapat sengaja menyelewengkan program bahkan karyawan rela dipecat untuk melakukan itu. Pada kasus ini, bos harus berbesar hati untuk menciptakan kebersamaan di area kerjanya. Dengan menerapkan karakter-karakter di atas, barulah nama bos ideal cocok untuk disematkan.
Comments
Post a Comment