Khasanah dan Dinamika UNBK Tahun 2017 Jatim

Dinamika UNBK Tahun 2017 Wilayah Jawa Timur

Dinamika pendidikan memang begitu cepat dan menarik untuk disimak, lehat saja pada momen Ujian Nasional yang selalu hadir memberikan pengalaman berharga terutama untuk peserta didik sebagai ujian akhir yang menentukan kelulusan mereka. Dari segi sikap hingga mental peserta didik pun dibuat wah oleh momen ini. Dari kegiatan persiapan seperti bimbingan belajar hingga kegiatan istighotsah dengan warna tangisan sekali seumur hidup. Pertanyaannya, apakah momen Ujian Nasional akan selalu menjadi Annual Adrenalin yang taka da hentinya?
Tahun 2017 ini lebih memberikan letupan adrenalin yang dahsyat, pasalnya banyak sekolah yang harus menambah beban kapasitasnya dengan menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Tentu ini akan menjadi sesuatu yang unik dan special bagi sekolah yang belum terbiasa menggunakan tipe ujian ini. Bisa jadi denyut jantung para siswa semakin berdebar dag dig dug dibuat canggung oleh momen kali ini. Dan ternyata ini terjadi, sebagai bukti tahun lalu UNBK khususnya jawa timur hanya diterapkan oleh sekolah di seluruh Surabaya, sekarang Sidoarjo menjawab tantangan tersebut sehingga seluruh wilayah Sidoarjo wajib menerapkan UNBK.

Lalu apakah dinamika yang akan muncul dengan adanya konsep ini? Ternyata tidak hanya siswa dari masing-masing sekolah yang kebakaran jenggot harus berlatih mempersiapkan diri dari pikiran, kemampuan hingga mental, masing-masing sekolah juga terbebani dengan banyaknya kwajiban yang harus dipersiapkan mulai dari pembelajaran persiapan UNBK siswa hingga sarana computer dan server yang harus memadai.
Memang tantangan ini memiliki dampak positif dan negative, hanya saja entah beranikah kita menganggap dampak negative tersebut sebagai tantangan untuk memajukan kegiatan tahun berikutnya. Faktah positif yang timbul akibat kegiatan ini adalah terselenggaranya Ujian Nasional yang transparan dan akuntabel. Bagi siswa, mereka mau tidak mau harus siap dan terbiasa mengerjakan soal-soal berbasis computer. Bagi sekolah, karena sekolah harus memfasilitasi siswa dengan computer yang memadai sehingga harus beli atau menyewa server yang dipersyaratkan.
Dampak negative yang perlu dijadikan tantangan adalah psychological student, funding, dan electrical case. Kondisi siswa yang banyak mengalami adrenaline shocked harus diterapi khusus terutama dalam persiapan pembelajaran UN tersebut. Mereka harus terbiasa dengan kegiatan ini dan tidak menjadikan ini sebagai hantu. Sedangkan bagi sekolah, banyak dana yang harus dikeluarkan apalagi untuk sekolah yang tidak menganggarkan ini pada proker tahun sebelumnya sehingga sulit mewujudkan pengadaan computer dan server. Mau tidak mau mereka harus menyewa alat. Biaya menyewa alat pun hampir menyamai biaya membeli server.
Permasalahan listrik menjadi poin yang patutu untuk dikritisi, ini karena tidak akan terselenggara UNBK dengan baik dan lancer tanpa adanya listrik yang stabil. Maka dari itu, perlu adanya MoU antara Diknas dengan PLN tentang kesetabilan listrik pada saat momen UN. Ini akan menjadi fatal jika di suatu sekolah terjadi lampu mati sehingga membuat peserta UN down dan gagal menegrjakan UN. Bayangkan, bagaimana kondisi mental peserta didik jika ini terjadi?


Inilah keramaian dan keunikan UNBK dari sisi persiapan hingga realisasi. Yang menjadi isu tak kalah penting adalah jika bukan kita yang mengadakan UNBK lalu apa harus berbasis kertas terus dan kalau bukan sekarang kita mengadakan UNBK kapan lagi peserta didik terbiasa dengan dunia digital. Sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi adalah UNBK sangat penting namun yang perlu dipersiapkan adalah persiapan peserta didik dan sarana prasarana pendukung yang harus memadai sehingga tidak ada yang dirugikan. Prinsip win-win solution semacam ini akan sangat mendukung terwujudnya UNBK.


Comments

Popular posts from this blog

7 SMA Berasrama Terbaik Se-Jawa Timur

The most expensive school in Indonesia

Budaya Oya-koko yang luntur di tanah Garuda