Generasi Z

Entah Apa Yang Ada di Benak Generasi Z

Jika kita ingin mengenal anak didik kita pada era digital ini, kita harus mengenal pada posisi generasi apa mereka dilahirkan. Ini merupakan fenomena yang sangat umum, tetapi banyak pendidik termasuk orang tua melupakannya. Bagaimana dapat dikatakan tidak penting? atau terserah kami yang melahirkan? Iya, secara tidak langsung anak lahir dari keluarga. Namun apakah orang tua mengetahui pengaruh apa yang dikonsumsi mereka ketika mereka tidak berada dekat dengan orang tuanya. Kebanyakan kita sebagai teman dan pendidik mereka merasa tahu segalanya akan kebutuhan mereka. Mereka harus perlu ini dan itu. Mereka harus mendapatkan tugas ini dan itu, serta masih banyak sekali tugas yang harus mereka kerjakan. Padahal tidak semua tugas itu diharapkannya. Mereka adalah makhluk yang unik yang berbeda dengan generasi kita yang lahir di bawah tahun 1998. Zaman telah berubah secara drastis. Orang sudah tidak mau lagi untuk mendapatkan paksaan yang tidak jelas. Ini adalah zaman dimana kebebasan adalah kebutuhan yang paling utama. Termasuk pada generasi z yang kini masih menjadi pelajar dengan keunikannya.
Entah apa yang ada dibenaknya, mereka adalah sesosok yang asyik sendiri dengan dunianya. Pernahkah kita melihat dan menyaksikan seorang anak berani kepada orang tuanya, bahkan seorang murid kini telah berani berdebat dan melawan gurunya entah mereka dalam keadaan benar atau salah. Mereka sudah tidak peduli jika mereka merasa terpojokkan oleh sebuah permasalahan yang menurutnya gampang sekali dianggap pelik. Kenapa mereka bisa menjadi orang yang begitu berani. Mari kita simak dengan ulasan tentang sifat-sifat mereka secara mendalam.
Sifat mereka yang paling kita kenal adalah melek teknologi alias fasih digital. Pernahkah anda menyaksikan seorang bayi sudah memegang handphone dan balita sudah dapat mengakses internet. Itu bukanlah sebuah pemandangan yang aneh. Hampir kebanyakan bayi dan balita kini sudah disuntuki dengan keberadaan gadget. Untuk belajar bernyanyi, mereka sudah dilatih dengan gadget. Untuk belajar tertawa, mereka harus melihat gambar yang ada di gadget. Sedikit-sedikit, mereka sudah tergantung dengan benda itu. Apakah tidak mungkin bagi mereka untuk mengakses situs yang salah? jika kita melihat hampir kebanyakan situs di google itu terdapat iklan yang tidak senonoh. bagi mereka itu sangat positif, namun juga dapat sangat menjerumuskan.
Dalam lingkup sosial, kini mereka sangat intens sekali khususnya dalam menggunakan kemudahan sosial media. Kalau kita pernah melihat pemandangan ada seorang guru sedang berbicara separuh lebih dari muridnya sedang mengakses HP. Ada satu keluarga besar sedang berkumpul, semua anak-anaknya terdiam membisu mengoperasikan HP. Sungguh ironis sekali, melihat mereka beraksi di lapangan.
Kalau melihat generasi sebelum mereka. Malam hari mereka sudah membondong buku untuk belajar kelompok. Mereka generasi dengan kekurangan peralatan canggih sehingga mereka lebih memaksa diri untuk berjuang. Namun itu berbeda, sekarang generasi ini tinggal belajar menggunakan e-book dan internet. Sedikit tugas di tangannya, mereka sudah meminta tolong kepada mbah google. Hampir tidak memiliki perjuangan untuk mencari genuine masterpice-nya. Pertanyaanya, kalau mereka menjadi president, apakah mereka harus dijajah dan tergantung kepada mbah google? apakah tidak ada mbah lain selain mbah google?
Satuhal yang unik pada mereka, generasi itu berkembang memiliki kemampuan multi-tasking. Mereka dapat mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Di sekolah, mereka tidak mendengarkan guru, namun mereka terkadang dapat menangkap apa yang disampaikannya. Mereka menginginkan segala sesuatunya dapat dilakukan dan berjalan serba cepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal yang bertele-tele dan berbelit-belit. Sesuatu itu sederhana dan mudah bagi mereka karena tipikal mereka adalah sedikit motif perjuangan. Hal ini sudah dicontohkan oleh orang tua mereka. Kita pernah melihat orang yang sedang menaiki sepeda motor dengan mengoperasikan HP. Itu masih belum seberapa. Pernah, ada orang sedang berbicara di telepon dengan mengemudi mobil, serta menuliskan pesan dalam waktu bersamaan. Bahkan hasil tulisan yang dikirimkannya itu benar. Itulah yang diperagakan seorang pendidik masakini bagi generasi Z.
Sebagai seorang pendidik kalau kita ingin eksis di jalan kita adalah menjadi orang yang amanah, konsisten, dan berkembang. Kita harus bergaul dengan mereka. Menjadi guru dan orang tua yang mampu mendidik sesuai zaman generasi anak itu tidak mudah. Kita tidak boleh mendidik mereka berdasarkan cara didikan pada zaman kita di masa lampau. Itu adalah kunci pendidikan.

Comments

  1. Wah..ternyata kita sebagai pelajar itu dipengaruhi oleh kelahiran generasi. Lalu pengaruhnya itu apa bisa dikatakan pasti berpengaruh terhadap cara belajar? dan bagaimana cara mengatasi laku unik kami yang sebagai pelajar pada kelahiran generasi di atas.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

7 SMA Berasrama Terbaik Se-Jawa Timur

The most expensive school in Indonesia

Budaya Oya-koko yang luntur di tanah Garuda