Trik Menghadapi Anak Didik Masa Kini
6 Tips Membuat Kelas
Menjadi Bergairah dan Semangat Pada Kurikulum 2013
Pergantian kurikulum di Indonesia merupakan hal yang sangat
umum terjadi dan dapat diprediksi. Jika kita mengamati dari tahun 2010 hingga
2016 saja, sudah berapa kali kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah? Namun
sebagi pegiat pendidikan, kita harus selalu optimis dengan pergantian sistem
yang dilakukan oleh sang pengatur. Yang terpenting bagi kita apalagi seorang
pendidik, kompetensi kita dalam mendidik menjadi pokok yang sangat krusial.
Kompetensi itu tidak hanya dalam hal sepandai apa kita menguasai materi pokok
yang akan diajarkan, kompetensi di luar itu sangat banyak untuk diperhatikan
seperti pedagogi, leadership, entertaining, spiritual, dan lainnya. Dalam hal
ini, pemerintah memiliki cara pandang yang berbeda lintas periodenya. Bahkan
hampir setiap ganti menteri pendidikan dapat dipastikan kurikulumnya akan
berubah.
Pada pergantian terbaru ini dengan menteri pengganti Anies
Baswedan (sang pencetus Gerakan Indonesia mengajar), kurikulum 203 direvisi
lagi poin-poinnya walaupun statusnya tetap menggunakan kurikulum tersebut. Kesibukan
dan kerepotan guru sedikit berkurang khususnya pada aspek penilaian. Kini aspek
itu tidak terlalu rumit. Tetapi yang ditekankan pada revisi ini termasuk dalam
hal kepedulian guru dalam membawakan materi di kelas dengan sabar, merata, dan
ikhlas. Guru tidak diperkenankan hanya meng-copypaste materi yang dimiliki
kedalam pikiran pelajar. Guru harus mengajak mereka mendalami materi
berdasarkan faktah yang ada. Kalau dulu materi hanya diberikan secara
superfisial, namun sekarang materi dikemas berupa pengalaman yang mengesankan.
Itu karena adanya pergeseran pola pikir generasi pada saat ini yang tidak bisa
disamakan dengan generasi di masa lalu.
Berikut merupakan jurus-jurus yang mendukung pembelajaran
guru dalam hal mengatasi murid yang, bandel, suka tidur dalam kelas, dan tidak
mau mendengar.
1. Skenario Pembelajaran Faktual
Kemasan skenario pembelajaran yang disusun oleh guru harus
direncanakan berdasarkan faktah yang relevan. Sekarang ini banyak anak bosan
karena guru hanya berbicara terus-menerus di kelas dan siswa hanya mendengarkan
saja, serta yang ada hanya menerima tugas yang membebani. Pengalaman itu dapat
berupa aktivitas atau kegiatan dalam kelas yang menyenangkan. Pandai-pandainya
guru untuk memberi arah dan mendampingi mereka mengenal materi yang
diajarkan. Cara penyampaiannya praktis
dan dapat diterima oleh siswa. Jika banyak yang masih tidak memahami perintah
atau tugas, maka repetisi itu lebih baik dilakukan.
Menghadirkan peristiwa yang berkenaan dengan topik yang
diajarkan sangatlah signifikan untuk diterapkan karena itu dapat memberikan
pengalaman visual dan auditory untuk pelajar. Bukti fisik itu akan
menginspirasi pelajar untuk berfikir dan mengembangkan ide untuk
mengidentifikasi kejadian tersebut. Pastikan bahwa bukti fisik itu menarik dan
sedang trend di kalangan pelajar. Topik yang masih hangat dapat memberikan
pengetahuan tambahan sebagai pendukung pola pikir mereka.
2. Tampilan Presentasi Yang Menghibur dan bergairah
Penampilan guru dan presentasi yang ditunjukkan ke siswa
harus kreatif dan menarik. Disini sebagai guru anda harus selalu update dengan
perkembangan teknologi. Tidak hanya murid yang selalu anda ajar, namun anda pun
harus lebih giat belajar menambah khasanah perbendaharaan ilmu dalam pikiran
anda. Jika tidak, maka bisa jadi murid akan mengajari anda karena mereka
memiliki ciri suka menunjukkan sesuatu dari pada mendengarkan sesuatu, mereka
suka memberikan aksi dari pada menerima aksi, dan mereka lebih suka mengalami
dari pada diam. Namun tatkala mereka menghadapi kondisi dan situasi yang membosankan,
bahkan mereka cenderung untuk diam dan tidak memperhatikan. Terlebih lagi
dengan kondisi pemikiran anak masa kini, dari pada diam lebih baik mengganggu
rekannya.
Presentasi yang hidup dan menarik dapat memberi kesan yang
positif terhadap mereka. Pandangan mereka akan tertuju kepada slide atau
penampilan guru yang unik. Itu merupakan daya tarik yang tepat untuk menyusupi
daya pikir mereka dengan ilmu yang disampaikan. Itu seperti anda menjadi
penjual, jika anda tidak dapat mempromosikan dagangan anda maka pembeli tidak
akan mau mengambil dan menawar barang dagangan anda. Namun jika anda sangat
siap dan handal dalam mengolah kata untuk menyampaikan barang anda, maka barang
yang kurang baik pun akan dapat terjual. Namun dalam konteks keilmuan disini
tidak diperkenankan untuk menjual promosi ilmu yang tidak baik. Karena guru
menjual sikap, keterampilan, dan kepandaian yang harus dikemas dengan
kejujuran. Produk keilmuan adalah manusi ayng memiliki adab dan sikap, maka
harus mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan tidak ada unsur kebohongan di
dalamnya. Presentasi dibuat dengan sejujurnya tidak boleh menipu. Tujuannya
adalah menambahkan kesan menarik bukan untuk mengalihkan keilmuan.
3. Memberikan Game
Game dalam pembelajaran sangatlah penting dan menarik. Siswa
akan menjadi bosan jika yang diajarkan dikemas dalam bentuk tugas-tugas dan
proyek. Sesekali memerlukan refreshing atau cooling down. Game yang baik adalah
game yang berhubungan dengan pembelajaran. Anda dapat secara kreatif mengemas
pembelajaran yang dimasukkan kedalam game. Pokok atau topik yang akan anda
ajarkan dapat dimunculkan ke dalam aksi. Tujuan utama game adalah untuk
mengistirahatkan pikiran sejenak bukan untuk menekankan pada pelajaran. Jika
yang diusung di dalam game terlalu banyak materi pelajaran, maka yang ada
anak-anak akan menjadi pusing dan bosan. Mereka pada dasarnya anak-anak yang
menyukai permainan. Permainan yang baik biasanya dalam bentuk aksi. Dengan beraksi
mereka lebih banyak bergerak dan merenggangkan sejenak otak yang mengencang karena
terlalu banyak berfikir.
Tidak perlu terlalu pusing di dalam menyusun game. Di internet
anda dapat browsing ribuan permainan. Di sanalah anda dapat mengembangkan
permainan seperti yang anda mau. Dibandingkan menysun sendiri game dalam kelas
yang cukup menyita waktu, lebih baik anda mengembangkan apa yang sudah ada.
Dalam proses bermain, yang terpenting bahwa siswa mengalami
permainan dan bukan untuk menyudutkan siswa. Kebanyakan yang ada adalah
permainan dibuat secara tidak sengaja dapat menyudutkan siswa. Banyak penyusun
tidak menyadari bahwa kebanyakan permainan itu mengandung unsur hukuman. Kita
harus jeli dalam menyusun permainan, jika permainan itu dapat menyudutkan satu
siswa. Kita harus berpikir bahwa siswa tersebut dapat menyimpan pengalaman
berupa hukuman itu di dalam hatinya dan dipendam dalam bentuk kebencian. Jika mereka
sudah membenci kita sebagai pengajar, maka pupuslah untuk mendapatkan perhatian
mereka. Dengan berpandangan bahwa kunci belajar adalah “mencintai siapa yang
mengajar maka pelajaran akan dapat kita raih” tidak akan di dapatkan.
4. Motivasi
Seorang guru harus dapat bertindak seperti sang motivator. Siswa itu adalah produk sekolahan yang berupa manusia yang juga memiliki hati dan pikiran dimana keduanya tidak selalu tetap kualitasnya. Keduanya dapat berbolak-balik. Pagi hatinya senang sehingga dapat berpikir dengan tenang. Maka sore mereka dapat juga menjadi sedih karena suatu hal. Di sinilah poin guru untuk dapat menggugah dan mengarahkan hati mereka ketika mereka sedang dirundung kesedihan dan kekalutan pada benaknya. Kompetensi memotivasi itu dapat dicari dan dipelajari pada saat menyusun perangkat atau rencana pembelajaran. Guru menyiapkan motivasi untuk siswa. Guru harus banyak wawasan yang dapat diperoleh melalui membaca.
Bentuk motivasi ini dapat dilakukan dalam bentuk penampilan
video atau cerita yang menginspirasi. Tentunya yang berhubungan dengan hal yang
sederhana. Jangan sampai anda memberikan motivasi yang memiliki tingkat
berpikir orang dewasa dimana isinya lebih banyak tersirat dari pada tersurat.
5. Memberikan yel-yel dan ice breaking
Pekikan semangat seperti yel-yel dan ice-breaking sangat
mendukung untuk diterapkan. Ini berbeda dengan konsep game. Ice breaking
dilakukan untuk melatih meregangkan pikiran melalui olah otak walaupun
tujuannya berbeda. Walaupun kebanyakan orang mengggap bahwa ice breaking itu
adalah outbound, namun ice breaking pada pembelajaran dalam kelas bukanlah itu.
Anda harus jeli dalam memilih tema ice breaking. Permainan ice breaking
haruslah permainan dalam kelas atau ringan. Jika tidak maka yang terjadi adalah
terlalu lelah untuk meneruskan pembelajaran.
Ice breaking itu dapat anda buat sendiri atau mencontoh tema permainan
yang sudah ada. Materi ice breaking dalam kelas dapat anda kemas dalam bentuk
pertanyaan aneh, teka-teki, permainan aksi, humor segar, movie unik, senam
aneh, senam otak, kisah yang menyentuh dan masih banyak lagi yang lainnya.
6. Berada di sisi siswa
Selalu berada di sisih siswa merupakan kepedulian yang tepat
untuk memberikan pelajaran kepada siswa. Yang namanya siswa tentunya lebih
banyak yang tidak bisa diam. Maka yang anda harus miliki adalah rasa sabar dan
istiqomah untuk selalu mengingatkan mereka.
Ketika mendampingi mereka, pasti anda akan menjumpai keunikan mereka. Di
poin ini anda lebih banyak diuji untuk menghadapi mekhluk tuhan yang beraneka
ragam.
Siswa masa kini sangat berbeda pola pikirnya. Mereka lebih
suka asyik sendiri dari pada mendengarkan perintah dan penjelasan guru. Bagi mereka
kata “alah” yang meremehkan sesuatu itu lebih mudah keluar. Asumsinya adalah
mereka sekarang dimudahkan dengan hadirnya teknologi. Bagi mereka ketinggalan
pelajaran itu tidak berarti apa-apa karena faktahnya mereka berteman dengan
bapak informasi dunia “Mr. Google”. Meski tertinggal, mereka dapat mengakses
google dan mendapatkan apa yang telah dibahasa di kelas. Saat mereka tidak
memperhatikan, guru harus lebih sabar dalam mengarahkannya. Memiliki selera
humor yang tinggi akan lebih membantu dalam mendapatkan perhatian siswa.
Ketujuh jurus di atas tidak akan lengkap dan mujarab jika
tidak dikemas dan diterapkan dengan hati yang ikhlas dan sabar. Kesabaran yang
dimiliki guru akan membuahkan hasil yang maksimal. Kita harus tahu bahwa
kenakalan siswa itu adalah sesaat, maka dengan gigihnya kita dalam menangani
dan mendampinginya untuk diarahkan ke arah yang benar dan lebih baik maka kita
akan menghasilkan anak didik yang membanggakan. Pada dasarnya kunci sukses guru
bukanlah seberapa besar dan banyak dia menjadikan siswa menjadi pemenang dalam
setiap lomba dan peringkat, namun seberapa banyak siswa yang berubah dari belum
bisa hingga sedikit lebih bisa.
Comments
Post a Comment